Wednesday 11 June 2008

Kisah Pemuda yang Ber IbuBapakan Babi..

Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh bercakap terus dengan Allah S.W.T Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah.Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.
Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah. "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?".
Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu.
Tuan rumah itu tidak melayan Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh kehairanan.

Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik.
Selesai kerjanya barulah dia melayan Nabi Musa. "Wahai saudara! Apa agama kamu?". "Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu iaitu agama Islam. "Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa.
"Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibubapa kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang hodohrupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajipanku sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibubapaku sepertimana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menajdi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.", sambungnya.

"Setiap hari aku berdoa kepada Allah agar mereka diampunkan. Aku bermohon supaya Allah menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenar, tetapi Allah masih belum memakbulkan lagi.", tambah pemuda itu lagi.
Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepasa kedua ibubapanya. Ibubapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami."

Allah juga berfirman lagi yang bermaksud : "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibubapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga."Itulah berkat anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibubapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada ibubapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibubapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.

Walau bagaimana buruk sekali pun perangai kedua ibubapa kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa.
Walau banyak mana sekali pun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepada Allah S.W.T supaya kedua ibubapa kita diampuni Allah S.W.T.
Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibubapanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibubapa di alam kubur.

Erti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan melalui hantaran wang ringgit, tetapi sayang seorang anak pada kedua ibubapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibubapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah.
Untuk mengetahui lebih mendalam kisah alam akhirat sila dapatkan buku terbitan syarikat Nurulhas yang berjudul: BILA IZRAIL A.S. DATANG MEMANGGIL

Tuesday 10 June 2008

Mangkuk Yang Cantik,Madu dan Sehelai Rambut..

Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".

Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

The Students of Medicine...

The students of medicine
As always they say
Have no time to play
Have no friend to sway
Have no enemy to betray

The students of medicine
As always they say
Are forever humble and trustworthy
As no one shall be deprive of the rights
To be treated with kindness and whole heartedness

Today,
The students of medicine
The world depends on you
As mankind will weaken..
Without you

Medical Marriages....

“Men are from Mars, Women are from Venus. Doctors are from Krypton”, according to Dr Greg Skipper from the Alabama Physician Health Program and he has a point, Medical Marriages face many of the same stresses and strains of any marriage but there are some unique issues that face both dual-doctor and doctor/non-doctor marriages.
Although there is no evidence that divorce rates among medics are higher than other occupational groups, studies suggest that many medical marriages may be chronically unhappy, yet stable. This is not helped by the well documented inability of many doctors to seek help, especially when their relationship is in trouble. But it’s not all bad news. A group of doctors, married to doctors and non-doctors, were brave enough to tell their me their opinions on the issues affecting medicine and here they offer some tips on how to have a thriving (rather than merely surviving) marriage.

What are the benefits of being married to a medic?

Understanding and Empathy
This figures highly. As one general practitioner (GP) couple put it, “They understand on call, call outs, and after hours work. They understand the “busy day”, which is someone out of the control and the implications of mistakes in medicine”. It can be useful to have a sounding board at home who has “insight into when a doctor is being manipulated by members of staff, or patients”. Another GP couple felt a major benefit was “knowing you’re not alone and having empathy for each other at difficult times”.

Conversation
Conversation and having interests in common is another perceived benefit benefit-but this also has its pitfalls. “We have great discussions. No over dinner silences, but we always seem to end up back at medicine-in any conversation” (general practitioner couple).
In a dual-doctor marriage there is no need to explain technical details and it can be useful to get an “instant second opinion”. It also helps keep things in perspective-“We have a mutual understanding that allows us to a laugh about some of the situations we find ourselves in” (female junior doctor).

Financial benefits
This also got a mention. “This is sad but true,” as one doctor put it. The financial rewards of a dual-doctor marriage means, “We have a reasonable income and therefore a better standard of living”. But with the income achieved, there are often “expenses to match”

What are the pitfalls of being married to a medic?

Geographical complications
When two doctors are unable to get jobs in the same area.

Time, Tiredness and Workload
Not enough time, too much work. “When both partners work long, demanding hours it places excessive demands on family life”. One male consultant explains, “sometimes both of us are very tired, balancing family life and career, and need a break. I’ve had to learn to make sacrifices, try and avoid going on too many “jollies” and conferences, and put my family first before saying “yes” to an increased workload”.
Balancing workload with family life isn’t easy. “You find levels of tiredness never experienced before, and I’m surprised how one can still carry on!” ( female general practitioner)

Career compromise
In order to avoid long periods of separation, or when children arrive, often one of the medical couple, usually the female makes changes to accommodate the needs of the family. For example, one former staff grade doctor, married to a consultant, has taken a career break while their children are young.

Social scene
Doctors seem to socialize with doctors. As one doctor put it,-“We have a narrow social sphere-most our friends are medics or health professionals. You need to work hard to have friends outside of, and interests other than, medicine”.

What of you’re married to a non-medic?

Lucky you! The benefits are, “They have regular work hours and, sane jobs and different moans to your own”. They can also offer a different perspective to the familiar medical view. You get to see more of them, and the “career competition is less of an issues”.
There are some drawbacks, however. “My partner often feels left out of medical conversations as medics tend to be a bit cliquey! Also, he doesn’t share my fascination with details of work”. In addition, some non-medics may have “difficulty understanding the implications of working in medicine”.

Conclusion
Medical marriages face similar problems to other marriages, but there are also some specific issues given the demanding nature of the vocation of medicine. The big things to pay attention to are time and compromise. As one medic put it, “give your marriage the same attention you give your career and you’ll be over half way there”. And finally-“marry your best friend and go for lifestyle opinions when possible. Life is too short not to know your family”.

Thursday 5 June 2008

Andai Diri Diuji..

..Jangan kata kita beriman andai kita belum diuji.”Sungguh,kami telah menciptakan manusia dari setitis mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan) kerana itu kami jadikan dia mendengar dan melihat..(Al-insan:2).

Ujian Allah itu boleh pelbagai.Jika diberi kenikmatan dan kesenangan itu juga boleh jadi ujian jika kita lalai dan tidak bersyukur.Apatah lagi dengan keperitan dan kesusahan.Ketahuilah ujian itu menandakan Allah tu sayangkan kita,Dia tidak terlepas pandang pada hambanya itu.

Ujian itu ibarat suntikan antibodi/vaksinasi yang dimasukkan dalam tubuh.Pelbagai reaksi oleh tubuh yang timbul bila diberi suntikan ini.Kadang-kadang ada yang demam sampai 2-3 hari sebagai proses pembentukan imun.Tapi ada juga yang biasa-biasa sahaja tanpa reaksi apa pun.Orang ini kita boleh ibaratkan sudah memiliki imun yang tinggi.Walau apa pun reaksi tersebut,ketahuilah selepas masa tersebut kita akan menjadi lebih kuat dan kental untuk menghadapi serangan antigen apa pon melainkan imun kita menjadi lemah kembali atau antigen yang masuk itu lebih kuat dari antibodi yang sedia ada.Itulah ujian yang dianggap sebagai proses yang cukup baik untuk untuk meningkatkan status keimanan.

KEHIDUPAN by INTEAM

Kesenangan yang datang
Tak akan selamanya
Begitulah selepas susah ada kesenangan
Seperti selepas malam datangnya siang
Oleh itu waktu senang jangan lupa daratan

Gunakan kesempatan untuk kebaikan
Sebelum segalanya terlepas dari genggaman
Kelak menyesal nanti tak berkesudahan
Apa guna sesalan hanya menekan jiwa

Jangan difikir derita akan berpanjangan
Kelak akan membawa putus asa pada tuhan
Ingatlah biasanya kabus tak berpanjangan
Setelah kabus berlalu pasti cerah kembali

Ujian adalah tarbiyah dari Allah
Apakah kita ?kan sabar ataupun sebaliknya
Kesenangan yang datang selepas kesusahan
Semuanya adalah nikmat dari tuhan

p/s: thanks to all my friends yang support especially dayah,my beloved family,abg ijan..love u all..really appreciate.semoga kalian diberkati Allah sentiasa ameen..